PROFIL

Foto saya
Jl. Soekarno - Hatta, Malang, Jawa Timur, Indonesia
Program Studi: Konservasi Sumberdaya Hutan, Agribisnis, Teknologi Industri Pertanian

VISI

Menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas sesuai kebutuhan pembangunan nasional

MISI

Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan masa yang akan datang; mengembangkan sumberdaya manusia yang cerdas, berbudaya, berilmu, berakhlaq, berdisiplin, beriman, bertaqwa, berkepribadian dan berbudi pekerti luhur serta bertanggung jawab.

Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan, kecakapan, keahlian, keterampilan dan kemandirian dalam rangka penmgembangan / penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengupayakan penggunaannya bagi kepentinagn masyarakat, bangsa dan negara.

Jumat, 20 Mei 2011

Pemanfaatan Limbah Dapur Rumah Tangga

      Limbah dapur rumah tangga dapat ditingkatkan nilai gunanya apabila dikelola secara benar.

Memasuki abad ke-21 banyak keluhan-keluhan masyarakat utamanya masyarakat menengah ke atas tentang berbagai penyakit seperti stroke, penyempitan pembuluh darah, pengapuran, dan lain-lain, yang disebabkan pola makan. Banyak sekali bahan makanan yang diolah dengan berbagai tambahan bahan kimia. Disamping itu budaya petani yang menggunakan pestisida kimia   dengan frekuensi dan dosis berlebih akan menghasilkan pangan yang meracuni tubuh konsumen.  Adanya logam-logam berat yang terkandung di dalam pestisida kimia  akan masuk ke dalam aliran darah. Bahkan makan sayur yang dulu selalu dianggap menyehatkan, kini juga harus diwaspadai karena sayuran banyak disemprot pestisida kimia berlebih.
            Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).  Sehingga diperlukannya pengelolaan sampah dengan sistem Komposting untuk digunakan sebagai pupuk pertanian organik. Diharapkan dengan penyuluhan Komposting untuk Ibu-ibu PKK RT 03/RW17 ini akan mewujudkan peningkatan kualitas lingkungan menuju RW 17  yang bersih, asri dan indah. Peningkatan kualitas lingkungan ini diharapkan juga berorientasi pada daya dukung lingkungan.
Selama ini limbah organik yang berupa sisa tanaman (pepohonan taman dan kebun) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk diambil oleh pasukan kuning atau dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian. Bahan sisa tanaman dari taman dan kebun ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud. Oleh karena itu perlu upaya perbaikan agar penggunaan pupuk dapat dilakukan seefisien mungkin dan ramah lingkungan. Secara umum disebutkan bahwa pertanian organik adalah suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau menolak penggunaan pupuk sintetis, pestisida sintetis, dan senyawa tumbuh sintetis
Beberapa penelitian yang menyangkut efisiensi penggunaan pupuk, khususnya yang dilakukan oleh kelompok peneliti bioteknologi pada beberapa tahun terakhir, sangat mendukung upaya penghematan penggunaan pupuk kimia. Upaya tersebut dilakukan melalui pendekatan peningkatan daya dukung tanah dan/atau peningkatan efisiensi produk pupuk dengan menggunakan mikroorganisme. Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organik, selain meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan.
Aplikasi pupuk organik yang dikombinasikan dengan separuh takaran dosis standar pupuk kimia (anorganik) dapat menghemat biaya pemupukan. Pengujian lapang terhadap tanaman pangan (kentang, jagung, dan padi) juga menunjukkan hasil yang menggembirakan, karena selain dapat menghemat biaya pupuk, juga dapat meningkatkan produksi khususnya untuk dosis 75 persen pupuk kimia (anorganik) ditambah 25 persen pupuk organik (Goenadi et. al., 1998). Pada kombinasi 75 persen pupuk kimia (anorganik) ditambah 25 persen pupuk organik tersebut biaya pemupukan dapat dihemat sebesar 20,73 persen untuk tanaman kentang ; 23,01 persen untuk jagung ; dan 17,56 persen untuk padi. Produksi meningkat masing-masing 6,94 persen untuk kentang, 10,98 persen untuk jagung, dan 25,10 persen untuk padi. Penggunaan pupuk organik hingga 25 persen akan mengurangi biaya produksi sebesar 17 hingga 25 persen dari total biaya produksi.
Dengan adanya diversifikasi produk dari pupuk organik ini maka prospek pengembangan industri pupuk organik ke depan akan semakin menguntungkan sehingga lahan pekerjaan baru akan semakin luas.
            Sampah, selama ini tidak banyak orang memperhatikan. Tetapi sampah selalu menjadi bahan pembicaraan yang selalu menyulitkan......yang harus dibuang jauh-jauh dengan menyediakan lahan yang luas.  Melihat sampah yang menumpuk tidak terurus dan bau yang menyengat akan mencemari lingkungan dan terutama membuat orang akan berpaling muka dan menutup hidung.  Padahal SAMPAH bisa diubah menjadi bunga-bunga yang indah dan cantik dan orang akan memandang gengan tertegun dan senang.  Maka Warga RT 03/RW 17 Kelurahan Purwantoro yang berjumlah 52 KK dengan jumlah sampah dapur setiap harinya yang dikumpulkan oleh pasukan kuning rata-rata sebanyak dua gerobak. Sehingga bisa diperkirakan sampah yang terkumpul dalam satu minggu (6 hari kerja) sebanyak 12 gerobak dan dalam satu bulan 48 gerobak, akan mendatangkan / memberi nilai ekonomis apabila dimanfaatkan dengan benar.  Dengan penyuluhan dan pelatihan diharapkan sampah mampu dirubah penampilannya melalui tangan-tangan terampil untuk menjadikan Kota Malang indah dan bersih dari sampah.